Hari
ini aku begitu terpuruk,dalam diam. Menahan semua rasa dan emosi. Menahan serta
mencoba bertahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini
tak seperti biasanya. Seperti bukan diriku yang selama ini kukenal. Aku merasa
diri ini begitu berkecil hati, seaakan diri ini memulai aksi unjuk rasanya,
menentang semua rutinitas yang selama ini kulakukan. Semua rutinitas yang
selama ini aku bangun dengan keoptimisan. Meski tak memungkiri terkadang hati
ini mendengus kesal, mencibir dan mengumpat betapa menyedihkannya hidup ini.
inikah
titik lemahku?Inikah titik terendahku?Titik di mana aku mulai mengenal sebuah
kata pesimis?
Ya
Allah, bantu aku... Sungguh aku tak mau mengenal kata itu. Aku ingin
terus bertahan! Aku ingin tetap berjuang di jalan ini!
Ya
Allah,, Aku Lelah !
terasa
tidak mudah perjalanan yang aku tapaki..
perjalanan
untuk menuju mimpiku dan untuk membahagiakan orang tuaku..
perjalananku
menuntut ilmu agar dapat berguna bagi sesama...
Berat
terasa ketika kaki ini melangkah, banyak kerikil-kerikil terhampar di setiap
perjalanan..
badai
pun terkadang datang menerpa..
membuat
hati ini goyah.. ingin berhenti dan MENYERAH...
Ya
Allah,, Aku Lelah !
aku
lelah dengan semua yang ada di duniamu ini..
“Ya
Allah! aku hanya hambaMu yang kerdil lagi hina. Aku tidak bisa berbuat apapun
kecuali mengharap hanya kepadaMu. Jika aku menangis, bukan kerana aku tidak
redha dengan takdir dan ketentuanMu, bukan kerana aku terluka dengan ujianMu,
bukan juga kerana aku berkecil hati denganMu. Sedang aku hanya seorang hambaMu
yang lemah. Yang tidak punya apapun selain tangisan dan air mata, yang menemani
setiap duka dan sakitku. Ku persembahkan air mata ini kerana cintaku kepadaMu
ya Allah!"
"Ya
Allah! Tangis ini adalah pengubat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling
memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananku
ini. Aku sangat penat ya Allah, penat memujuk hatiku. Penat untuk menangisi
segalanya daripadaMu. Ampunkanlah aku ya Allah jika aku tidak beradab denganMu.
Jika aku ini hambaMu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur
padaMu."
"Ya
Allah, jadikanlah kesusahan dan ujian ini sebagai tarbiyah untuk aku lebih
akrab denganMu, lebih mengharap padaMu dan lebih memerlukanMu pada segenap
waktu dan ketika. Janganlah derita dan kesakitan ini membuatkan aku jauh
daripadaMu."
"Aku
redha ya Allah dengan tadirMu ini. Aku terima dugaan ini dengan sepenuh jiwa
dan ragaku! Aku tidak pernah bersangka buruk padaMu, apatah lagi
merungut-rungut akan jalan yang Kau bentangkan untukku. Jika di dunia ini
terlalu banyak tangisan untukku, andai di dunia ini begitu banyak derita
buatku, andai di dunia ini tiada bahagian untukku, Kau gantilah segalanya itu
dengan keindahan syurgaMu di sana."
Ya
Allah, biarlah hati ini yang menatanya, biarlah mulut ini terkunci untuk
mengatakan sebuah kritik dan gerutu yang hanya berharap semua kan menjadi lebih
mudah tanpa ada aksi yang nyata.
Biarlah
mulut ini tetap terkunci agar ia tak menyalahkan keadaan, agar ia tetap menatap
jauh bahwa ia pasti mampu menghadapinya.
Biarlah
hanya telinga ini yang mendengar, kala semua orang mulai menggerutukan nasib
dan hidupnya. Kala semua mulai menyalahkan takdir yang telah Engkau gariskan.
Biarlah
hanya telinga ini yang bekerja, mendengar lalu beristigfar...
Membalas
semua gerutu mereka dengan senyum keoptimisan, sebuah senyum penyemangat bahwa
Engkau sungguh Maha Bijaksana telah menempatkan pada posisi yang sulit...
Hingga
pada akhirnya nanti aku kan tumbuh menjadi seseorang yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat dan lebih tangguh dari aku hari ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar