Halaman




sMogha sajHa bLog iNi biSha bErmaNfaat uNtuk Qt sEmua....
aQ haNya iNgin bErbagi Kisah, pEngalaman dan mUngkin sediKit iLmu yaNg Qu Miliki... apa yaNg aQ tUlis adaLah yaNg aQ kEtahui, jadi Maaf jiKa baNyak kekUrangan daRi Blog ini..

" Berawal dengan nol, Berjalan dengan Proses, Berakhir dengan satu....!! Semoga Selalu Diberkahi dalam Setiap Langkah. Merajut Mimpi, Mengejar Mimpi..!!! " \(^▿^)/°


Senin, 24 Desember 2012

Semua Akan Indah Pada Waktunya ^_^




Jangan pernah memaksa jika memang tidak bisa.

Kalaupun bisa, jangan lupa bahwa kita manusia.


Berusaha memang jalan manusia, namun Allah yang menentukan segalanya.

Tak perlu pintar hidup didunia ini, manajemen diri sendiri sangat berarti.

Apapun yang terjadi, segera introspeksi diri.

Saat terjatuh, segera bangkit dan terus maju.

Jatuh dan sakit sudah merupakan hal biasa, namanya juga berusaha.

Yakinlah masa depan terbaik sedang menanti.

Berpikir positif dan lakukan yang terbaik karena semua akan indah pada 

waktunya!

... Jangan Berhenti Berusaha!!!!




Niat itu mengikat hati kita dengan ALLAH..

Diri ini terkadang Lupa  juga..

Maka,
Tegurlah, bukan menghukum..
Sayangilah, bukan menfitnah..
Maafkanlah, bukan membenci..
Mudahkanlah, bukan menyusahkan..

Jadi, saling Mengingatkanlah, karena diri ini mudah Lupa... (^__^)

" ALLAH merahsiakan MASA DEPAN,
untuk menguji kita
agar BERPRASANGKA BAIK,
merencana dengan TERBAIK,
berusaha agar jadi LEBIH BAIK,
serta BERSYUKUR dan BERSABAR.. "



Minggu, 23 Desember 2012

Ketika Kau Tak Lagi Mampu...




Ketika luka tak mampu lagi dihalau...
Ketika sedih tak mampu lagi diredam...
Dan ketika air mata tak mampu lagi dibendung...


Maka tiada hiburan yang paling indah selain Al-Qur'an. Dan tiada tempat curhat yang paling setia daripada Allah. Maka berkeluh kesahlah pada-Nya dan jangan malu mengakui kelemahan. 



Betapa bangganya menjadi seorang muslim. Segala beban yg menghimpit pasti bisa terselesaikan. Kuncinya.... SABAR



Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..

Ketahuilah aku tak secerdas Aisyah. Maka jangan pernah bosan mengajariku dan membimbingku, jangan pernah kau letih mengingatkanku untuk terus memperbaiki diri. Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya.


Aamiin

Surat Untuk Allah....


Duhai Allah izinkan untaian kata ini tertulis untuk-Mu.

Rabbi… Telah Kau ciptakan kami, manusia menjadi makhluk-Mu yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-Mu yang lain.

Kau berikan kami akal untuk berpikir. Berpikir mengenai segala penciptaan-Mu hingga kami mampu mengenal-Mu darinya. Berpikir tentang indahnya ciptaan Mu yang terhampar luas di alam ini yang darinya kami akan mengenalkan pada anak cucu kami tentang keberadaan-Mu darinya.

Bak karpet hijau terhampar luas hijau daun-daun, pepohonan dan rerumputan itu nampak tak berujung…

Bagaikan akuarium raksasa Kau ciptakan luasnya lautan beserta ikan-ikan di dalamnya
Seperti tiang menjulang tinggi Kau ciptakan gunung itu…

Allah… Kau juga berikan kami hati yang kemudian dengannya kami mampu meyakini keberadaan Mu
Kau juga berikan indera pada kami yang sungguh anggun pada setiap bagiannya. Sempurna ya Allah…

Kau sempurnakan kami dengan rasa malu yang dengannya seharusnya kami benar-benar merasa malu jika harus bermaksiat kepada-Mu.

Dan… Lebih dari itu Kau telah berikan pada kami sebuah keberanian sehingga kami menyanggupi amanah besar ketika makhluk mu yang lain tak menyanggupinya, Sedang kami berkata mampu untuk mengembannya, menjadi seorang khalifah di muka bumi ini.

Namun… apa yang telah kami lakukan kini ya Allah?
Kau telah saksikan semua, ketika hijau pepohonan itu kami bumi hanguskan dan berubah menjadi kerangka hitam dengan asap mengepul menuju langit-Mu. Keseimbangan yang juga tak lagi sempurna kala hijau itu kini jua berubah menjadi atap atap yang kokoh menjulang tinggi seolah menyombongkan ciptaan kami sendiri. Padahal sungguh itu tak berarti apa-apa di mata-Mu…

Kau juga telah saksikan ketika laut tiba-tiba menggelegar, mematikan ikan ikan dan menghancurkan ekosistem di dalamnya.

Ya Rabb… kami juga masih ingat kala melihat tangis orang tua kami saat hatinya kami sakiti, saat kata-kata kasar itu ringan keluar dari lisan dan membuatnya terluka padahal ridha Mu ada pada ridha mereka. Kami khilaf ya Allah….

Kami juga sering tidak peduli pada orang-orang yang fakir dan miskin, kami sering acuh pada mereka, kami lupa ada hak mereka pada rezeki yang telah Kau berikan pada kami. Sedang kami telah hanyut dalam hidup bermewah-mewahan dan keberlimpahan harta. Padahal dengan mudahnya Kau dapat mengambil itu semua…Kami telah lupa …kami telah lupa untuk bersyukur ya Allah atas apa yang telah Kau berikan…

Tak hanya itu ternyata ya Allah… kami di sini masih saja berpura-pura tak mendengar jeritan saudara kami di sana yang mungkin detik ini merasa terancam nyawanya, namun mereka tak gentar barang sedikit pun. Mereka yang tak pernah nyenyak tidurnya, tak pernah mengeluh atas apa yang sedang terjadi, mereka juga yang selalu bersiap siaga tak kenal waktu tak pernah menyerah karena mereka hanya mengharap pertolongan dari-Mu.

Sedang kami… kami ya Allah, kami juga manusia namun mengapa kami tidak peduli dengan semua itu. Seolah mata ini tak melihat, telinga ini tak mendengar bahkan lisan ini saja hanya diam, kami lupa dengan hari akhir yang Kau janjikan, hari pembalasan bagi segala amal perbuatan kami sekalipun itu sebesar biji zharah. Kami juga lupa pada keberadaan Syurga dan Neraka yang telah Kau ciptakan sebagai balasan yang setimpal atas apa yang kami lakukan di dunia…

Duhai Dzat yang Maha Agung… sering kami lupa dengan panasnya api neraka milik Mu. Api yang telah Kau nyalakan selama 1000 tahun hingga warna nya menjadi merah, kemudian Kau bakar lagi selama 1000 tahun hingga waranya berubah lagi menjadi putih, dan ternyata tak cukup sampai situ Kau bakar lagi selama 1000 tahun hingga menjadi hitam legam seperti malam yang gelap gulita. Rabbi, izinkan kami bertanya sepanas apakah itu??? Jika salah satu jenisnya saja di dunia kami sudah tak sanggup menahannya.

Duhai Allah… Seandainya saja Kau kabarkan pada kami lebih awal akan kedatangan hari kiamat itu pastilah kami akan menyegerakan taubat kami, pastilah sujud sujud kami akan lebih panjang, pastilah kami tak pernah pergi meninggalkan-Mu dan pastilah semua ini tidak akan pernah terjadi.

Rabbi… Maafkanlah kami yang telah menzhalimi diri kami sendiri, yang telah banyak bersalah pada-Mu yang tak bersungguh-sungguh menjalankan syahadat ini dan yang belum menyeluruh dalam agama ini.

Ya Allah… kami yakin pintu hidayah-Mu tak akan pernah tertutup bagi kami, segera bukakan ya Rabb. Bantu kami untuk kembali merasakan manisnya iman itu, indahnya berdialog dengan mu dalam setiap sujud dalam shalat, kembalikan kami pada risalah yang telah di bawah oleh Baginda Rasulullah Muhammad Salallahu’alaihi wassalam dan merasakan kebersamaan dengan-Mu dalam hidup ini sehingga kami kembali menyadari tugas kami sebagai Khalifatullah fil ardhi.

Jumat, 21 Desember 2012

Ya Allah, bolehkah kukatakan aku lelah....


Hari ini aku begitu terpuruk,dalam diam. Menahan semua rasa dan emosi. Menahan serta mencoba bertahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasanya. Seperti bukan diriku yang selama ini kukenal. Aku merasa diri ini begitu berkecil hati, seaakan diri ini memulai aksi unjuk rasanya, menentang semua rutinitas yang selama ini kulakukan. Semua rutinitas yang selama ini aku bangun dengan keoptimisan. Meski tak memungkiri terkadang hati ini mendengus kesal, mencibir dan mengumpat betapa menyedihkannya hidup ini.
inikah titik lemahku?Inikah titik terendahku?Titik di mana aku mulai mengenal sebuah kata pesimis?
Ya Allah, bantu aku... Sungguh aku tak mau mengenal kata itu. Aku ingin terus bertahan! Aku ingin tetap berjuang di jalan ini!
Ya Allah,, Aku Lelah !
terasa tidak mudah perjalanan yang aku tapaki..
perjalanan untuk menuju mimpiku dan untuk membahagiakan orang tuaku..
perjalananku menuntut ilmu agar dapat berguna bagi sesama...
Berat terasa ketika kaki ini melangkah, banyak kerikil-kerikil terhampar di setiap perjalanan..
badai pun terkadang datang menerpa..
membuat hati ini goyah.. ingin berhenti dan MENYERAH...
Ya Allah,, Aku Lelah !
aku lelah dengan semua yang ada di duniamu ini..
“Ya Allah! aku hanya hambaMu yang kerdil lagi hina. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali mengharap hanya kepadaMu. Jika aku menangis, bukan kerana aku tidak redha dengan takdir dan ketentuanMu, bukan kerana aku terluka dengan ujianMu, bukan juga kerana aku berkecil hati denganMu. Sedang aku hanya seorang hambaMu yang lemah. Yang tidak punya apapun selain tangisan dan air mata, yang menemani setiap duka dan sakitku. Ku persembahkan air mata ini kerana cintaku kepadaMu ya Allah!"
"Ya Allah! Tangis ini adalah pengubat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananku ini. Aku sangat penat ya Allah, penat memujuk hatiku. Penat untuk menangisi segalanya daripadaMu. Ampunkanlah aku ya Allah jika aku tidak beradab denganMu. Jika aku ini hambaMu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur padaMu."
"Ya Allah, jadikanlah kesusahan dan ujian ini sebagai tarbiyah untuk aku lebih akrab denganMu, lebih mengharap padaMu dan lebih memerlukanMu pada segenap waktu dan ketika. Janganlah derita dan kesakitan ini membuatkan aku jauh daripadaMu."
"Aku redha ya Allah dengan tadirMu ini. Aku terima dugaan ini dengan sepenuh jiwa dan ragaku! Aku tidak pernah bersangka buruk padaMu, apatah lagi merungut-rungut akan jalan yang Kau bentangkan untukku. Jika di dunia ini terlalu banyak tangisan untukku, andai di dunia ini begitu banyak derita buatku, andai di dunia ini tiada bahagian untukku, Kau gantilah segalanya itu dengan keindahan syurgaMu di sana."
Ya Allah, biarlah hati ini yang menatanya, biarlah mulut ini terkunci untuk mengatakan sebuah kritik dan gerutu yang hanya berharap semua kan menjadi lebih mudah tanpa ada aksi yang nyata.
Biarlah mulut ini tetap terkunci agar ia tak menyalahkan keadaan, agar ia tetap menatap jauh bahwa ia pasti mampu menghadapinya.
Biarlah hanya telinga ini yang mendengar, kala semua orang mulai menggerutukan nasib dan hidupnya. Kala semua mulai menyalahkan takdir yang telah Engkau gariskan.
Biarlah hanya telinga ini yang bekerja, mendengar lalu beristigfar...
Membalas semua gerutu mereka dengan senyum keoptimisan, sebuah senyum penyemangat bahwa Engkau sungguh Maha Bijaksana telah menempatkan pada posisi yang sulit...
Hingga pada akhirnya nanti aku kan tumbuh menjadi seseorang yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat dan lebih tangguh dari aku hari ini....